Kita bisa belajar tentang hidup dari mana saja, termasuk dari filosofi bunga melati. Keberadaan bunga melati bukan hanya sebagai bunga yang bisa dimanfaatkan oleh manusia tetapi juga sekaligus sebagai salah satu sarana belajar tentang hidup dan kehidupan.
Bunga melati adalah salah satu tanaman perdu yang termasuk dalam gebus Jasminum. Bunga ini banyak jenisnya dan tercatat ada 200 lebih jenis yang tersebar di berbagai belahan dunia. Di Indonesia bunga melati banyak digunakan dalam berbagai upacara adat, misalnya pesta pernikahan karena berbagai keunggulan yang dimilikinya. Salah satu dari jenis bunga melati adalah melati putih yang menjadi salah satu di antara tiga jenis bunga nasional Indonesia atau yang lazim disebut sebagai puspa bunga.
Beda Daerah Beda Nama
Kata pepatah, lain ladang lain ikannya. Setiap daerah memiliki nama sebutan sendiri untuk bunga melati ini. Orang Aceh menyebutnya Meulu China. Orang Bali menamakannya dengan sebutan Menuh. Mundu sebutan bunga Melati dari orang Sumbawa dan Bima. Orang-orang yang berbahasa Inggris menyebutnya dengan kata Jasmine. Beda sebutannya tetapi bentuknya sama.
Filosofi Bunga Melati
Dibalik penampilan dan baunya yang menggoda, banyak filosofi yang terkandung yang bisa dijadikan sebagai saran belajar, di antaranya sebagai berikut.
1. Pelajaran tentang kesucian dan budi pekerti yang rupawan. Makna ini didapat dari warna putih bersih yang ada pada bunga melati dengan harumnya yang lembut serta tidak menusuk hidung.
2. Pelajaran tentang kesederhanaan didapatkan dari bunga melati, karena tipe bunga ini tidak ”rewel” dalam masa pertumbuhannya. Tidak ada perlakuan rumit yang dibutuhkan untuk membuat tanaman ini berbunga sepanjang tahun. Selain karena mudah dalam perawatannya, makna kesederhanaan juga didapat dari bentuk bunganya yang berukuran kecil sehingga sangat pas jika dihubungkan dengan tema kesederhanaan.
3. Pelajaran tentang sikap rendah hati. Bunga melati mengajarkan pada kita untuk tidak bersikap show off alias pamer atau sombong. Tanpa mengatakan bahwa dirinya wangi, orang sudah tahu kewangiannya, begitu pula dengan kita. Tanpa perlu mengatakan diri kita seperti apa, orang lain sudah mengetahuinya.